beritatiki - Jika Anda pernah menonton film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI baru-baru ini, atau di era Orde Baru, pasti Anda ingat Catherine Panjaitan yang membasuhkan darah ayahnya, D.I. Panjaitan ke wajahnya sambil menangis dan berteriak histeris.
Bagaimana Catherine mengisahkan tentang penculikan dan pembunuhan terhadap sang ayah, D.I. Panjaitan pada malam jahanam G30S/PKI ? Apakah itu membasuhkan darah ayahnya ke wajahnya itu benar adanya?
Seperti dikisahkan oleh Catherine Panjaitan kepada sejumlah majalah, koran dan diwawancarai dalam bentuk buku-buku. Ingat juga dalam tulisan Catherine daam tulisan berjudul, Kisah-kisah Oktober 1965. Agen BandarQ
“Saya melihat kepala Papi ditembak dua kali,” Catherine mengisahkannya dan dikutip banyak media massa. “Dengan air mata meleleh, saya berteriak, "Papi..., Papi...." Saya ambil darah Papi, saya usapkan ke wajah turun sampai ke dada.”
Kata Catherine, penculikan terjadi sekitar pukul 04.30, pada 1 Oktober 1965. Kala itu, ia tengah tidur di kamar lantai dua. Kemudian terbangun karena teriakan dan tembakan.
Catherine mengintip ke jendela. Ternyata telah banyak tentara berseragam lengkap di perkarangan rumah. Beberapa di antaranya melompati pagar, sambil membawa senapan.
Panik, ia lari ke kamar ayahnya. Yang dicari sudah terbangun dari tidur. Mereka pun berkumpul di ruang tengah lantai atas. Kata Catherine, ayahnya terus mondar-mandir, dari balkon ke kamar. Dia sempat mengotak-atik senjatanya, semacam senapan pendek.
Kami semua pada kebingungan. Tidak bisa ngomong apa-apa. Di tengah kebingungan dan kepanikan itu, Catherine sendiri sempat bertanya pada ayahnya soal apa yang terjadi. Tapi sang jenderal bergeming. Sedangkan di lantai bawah, bunyi tembakan terus terdengar. Agen Domino99
Televisi, koleksi kristal Ibu Panjaitan, dan barang lainnya hancur. Bahkan meja ikut terjungkal. Semua berantakan. “Tiarap…tiarap,” kata Catherine menirukan ayahnya.
Sebelum menyerahkan diri ke tentara, Jenderal Panjaitan sempat meminta Catherine menelepon Samosir, asisten Jenderal S. Parman. Usai itu, Catherine menghubungi Bambang, pacar sahabatnya. Tapi belum selesai pembicaraan, kabel telepon diputus.
Dengan berseragam lengkap, D.I. Panjaitan turun ke ruang tamu. Seorang berseragam hijau dan topi baja berseru, "Siap. Beri hormat," Tapi Panjaitan hanya mengambil topi, mengapitnya di ketiak kiri.
Tak diacuhkan begitu, si tentara memukul Panjaitan dengan gagang senapan, hingga ia tersungkur. Setelah itu, kejadian bergulir cepat. Dor! Dor! “Darah menyembur dari kepala Papi,” kata Catherine.
Kami sekeluarga tidak tahu ayah dibawa ke mana, baru setelah malam jahanam itu, terdengar kalau ayahnya dikubur dalam Lubang Buaya di Jakarta Timur. Situasi Jakarta memang mencekam, sehingga kami tidak tahu mau katakan apa.
Tiga hari kemudian baru diberitakan tentang jenazah ayah ditemukan di dalam Lubang Buaya. Setelah itu baru pada hari ABRI 5 Oktober jenazah ayah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. qiu qiu online
Segera Daftar & Gabung bersama kami di WWW.TIKIQQ.NET
Kami dari TIKIQQ mengajak Bosku bermain di WWW.TIKIQQ.NET
Pusat Kartu Hoki & Meja Hoki setiap saat.
Langsung Daftar Sekarang Juga di WWW.TIKIQQ.NET
Menyediakan 7 Jenis Permainan Hanya dengan Menggunakan 1 User ID saja
Game yang tersedia :
- DominoQQ
- BandarQ
- Bandar Poker
- Poker
- Capsa Susun
- Sakong
- AduQ
Minimal Depo dan Withdraw hanya Rp 20,000 saja sudah bisa bermain 7 permainan yang tersedia
Ayo Segera Kunjungi Situs Kami, Segera DAFTAR & GABUNG Bersama Kami Sekarang Juga.
Ayo Buktikan Bahwa Anda Bisa Menang dan Jadi Jutawan TIKIQQ
Contact Person :
WhatsApp / No HP : +8559661512968
Skype : TIKIQQ01
BBM : D8E0B70A
Post a Comment